Karena selalu kepikiran, maka saya
tuangkan dalam tulisan.. Cerita bermula pas kemaren pulang kerja, sengaja jalan
kaki santai menuju terminal Mardika, eh tiba-tiba seorang pengendara motor
menyapa minta berhenti.. Sedikit kaget dan siaga, juga sambil mengira-ngira..
hmm.. kiraian siapa, kiranya kenalan lama, sudah lama tak jumpa. Selanjutnya
ngobrol deh panjang lebar… bla.. bla.. bla..
Ada satu cerita dari dia yang selalu
membuatku kepikiran, katanya dia pernah hadir disuatu forum acara yang
diselenggarakan oleh gerakan mahasiswa muslim (maaf tidak bisa menyebutkan nama harokah tersebut). Disitu
pematerinya adalah seorang ahwat (perempuan), yang menjadi masalah adalah
ketika pemateri mengatakan, kira-kira begini “tidak masalah, dan bukan salah saya ketika saya memakai rok mini,
pakaian ketat, kemudian ada yang datang menggoda dan mengganggu saya. Toh ini,
badan-badan saya, dan rok-rok saya, salahkan dia saja karena berpikiran jorok
dan jahat.”
Itulah yang membuatku aneh.. selalu
timbul pertanyaan, katanya muslim tapi kenapa berpikiran seperti itu? Kusangka
muslimah, kenapa tidak memahami batasan aurat menurut syariat? Mengapa masih
ada orang-orang seperti itu?
Yang pertama, apakah ia berpikir “berpakaian adalah masalah privat, sehingga
tidak ada hubungannya dengan orang lain. Ibaratnya, ini mulut saya, perut saya,
uang saya, tubuh saya, pakaian saya, dan kemaluan saya, ya terserah saya mau
saya apain.”
Padahal pada hemat saya, tidak semua
perkara privat itu bebas dilakukan. Contoh saja, membuka aurat adalah urusan
privat, tapi dilihat dulu tempatnya, kalau dikamar sendiri dan sendirian ya
silahkan, tapi kalau di tempat umum maka itu bukan urusan privat lagi, tapi
urusan umum, karena ada orang lain di situ, maka tidak boleh dilakukan.
Contoh lain, minum khamr, judi dan
zina adalah urusan yang sifatnya privat, tapi tidak berarti aktifitas tersebut
dibolehkan dalam Islam, malah hal semacam itu diharamkan! Bahkan sudah jelas
meresahkan dan merusak masyarakat. Bayangkan, kalau semua orang bertingkah dan
berperilaku seenaknya sendiri, APA JADINYA DUNIA INI??? Untuk itu maka harus ada aturan dari
Yang Maha Mengetahui, melalui Rasul-Nya untuk seluruh umat manusia, tidak
dibatasi agama, suku maupun bangsa.
Mengapa si pemateri tadi berani
berpikir bahkan menyampaikan pemikirannya yang rusak kepada orang lain? Padahal
sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW bahwa “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya:
Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk
memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan
berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak
masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu
bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim).
Dari
hadits di atas jelas bahwa tidak akan mencium bau surga orang yang suka memukul
dan wanita-wanita yang mengumbar aurat atau berpakaian seksi. Bayangkan, menciumnya
saja tidak bisa apalagi masuk surga. Padahal bau surga itu bisa tercium dari
jarak yang sangat jauh.
Oleh karena itu kasihan sekali dengan wanita-wanita
Muslim yang senang berpakaian seksi dan tidak mau memakai jilbab. Padahal itu
diperintahkan Allah dalam Al Qur’an:
“Hai Nabi,
katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri
orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh
karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLAH SWT Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Dalam berpakaian, bukan hanya memakai jilbab. Tapi
juga menghindari pakaian yang tipis atau ketat yang memamerkan bentuk tubuh:
Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu
Bakar masuk menjumpai Rasulullah SAW dengan pakaian yang tipis, lantas
Rasulullah SAW berpaling darinya dan berkata: “Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid
(akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau
menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya..”[An
Nuur:31]
Sesungguhnya seorang pria sangat
berterima kasih dalam hatinya pada wanita yang menjaga auratnya. Demikian pula
seorang wanita berterima kasih dalam hatinya kepada pria yang menjaga auratnya.
Karena bagi keduanya apabila melihat yang bukan haknya (aurat) adalah haram dan
dosa, jadi terima kasih kepada wanita atau pria yang masih konsisten menjaga
auratnya di depan umum.
Mari kita ajak keluarga dan saudara kita yang
perempuan agar senantiasa menjaga aurat atau memakai busana muslim agar
mereka tidak termasuk orang-orang yang tidak mencium bau surga.
Wallahu’alm..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar