13 Desember 2012

DISKUSI DAN DEBAT


Ada yang mengatakan, banyak berkata banyak salah, mungkin benar demikian halnya - kalau bicaranya tidak benar pula. Tetapi Rasulullah SAW berpesan bahwa ketika kita melihat kemungkaran maka ada tiga pilihan untuk dilakukan, halangi dengan tangan, bila tidak mampu dengan lisan, dan bila tidak mampu maka dengan cukup dengan hati - tapi yang demikian adalah selemah-lemahnya iman. Dan sebagai ummat Muhammad maka kita harus ikuti beliau. Masa ngikutin artis dan bintang film?

Dengan demikian berkatalah yang benar saja, apa adanya-sesuai fakta, kalaupun memberi pendapat harus berdasarkan dalil yang kuat dan benar. Apabila masih ada yang membantah atau menyangkal maka jangan terlalu dibalas, karena perkara sudah jelas* mana benar mana salah. Cukup berikan fakta saja, tidak usah memberi pendapat jika kemungkinan hanya akan menambah masalah.
*[contoh perkara yang jelas tapi masih ditanyakan : korupsi sudah jelas haram, tapi masih saja ada yang bertanya, “kenapa kamu gk mau ambil uangnya?” – yang demikian sudah jelas jawabannya, bagi orang-orang yang berotak sehat]
Sesungguhnya mengatakan kebenaran itu tidaklah mudah, walaupun mungkin mereka yang mendengar merasa pahit, tetapi sebenarnya yang mengatakan lebih pahit lagi - tetapi apa boleh buat. 

Prinsipku, asal kita benar kenapa takut berdiskusi atau berdebat, walau sesungguhnya aku tidak suka berdebat, karena hasil perdebatan ada dua, kalau tidak sepakat maka tidak sepakat atau mungkin malah membingungkan. Saya rasa wajar demikian, hanya saja jangan kelewatan jadi saling benci saja, itu baik. Apabila semakin keras perdebatan, maka kembalikan saja pada Al-Qur’an dan Sunnah, karena kembali ke tujuannya adalah mencari kebenaran, bukan perselisihan. Oleh karena itu yang paling penting ketika berdebat, sepakat dulu, tolok ukur kebenaran adalah Allah dan Rasul-Nya dan kalau tidak didapat titik temunya, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dan dalam berdiskusi atau berdebat kita harus pilih lawannya dan melihat siapa lawannya, orang tua, mahasiswa, anak SMA, anak-anak atau siapa ia. Sesuaikan dengan keadaan, maka berdiskusilah dengan cara yang paling baik. 

Demikianlah berdiskusi dan berdebat yang aman, dan agar berbicara tidak asal bicara tanpa memandang aturan – syariat Islam.

Pengalaman mendewasakan usia, katanya lagu. Yang paling baik adalah pengalaman yang baik, bukan pengalaman yang tidak baik. Selalu berusaha manjadi yang paling baik, berlomba-lomba dalam kebaikan itu yang terbaik. 

Wallahu’alm…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar